Untuk pembangunan depo ini, Pemkab Selayar bersama Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Faizal sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di Kantor Pusat Pertamina Jakarta beberapa waktu lalu.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Kepulauan Selayar, Drs. H. Syahrir Wahab, MM menanggapi rencana pembangunan depo ini. Menurut Syahrir, dengan terbangunnya depo BBM itu, warga Kabupaten Kepulauan Selayar diharapkan tidak lagi khawatir pada ketersediaan BBM di daerah yang terpisah dari daerah lain di Sulsel ini.
Diakuinya, selama ini masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar sering mengalami kelangkaan BBM sehingga harga BBM mulai dari premium, solar, hingga minyak tanah bahkan masih kerap dijual di atas HET yang ditetapkan pemerintah.
Sebagai gambaran, untuk premium, misalnya, HET yang ditetapkan pemerintah Rp 6.000 per liter, namun selama ini harus ditebus warga rata-rata harus menebussnya sebesar Rp 7.000 per liter. Sementara minyak tanah dengan HET Rp 2.800 per liter dijual pengecer hingga Rp 4.000 per liter.
Syahrir juga menambahkan, masyarakat Selayar hingga kini belum bisa menikmati BBM bersubsidi. Ini karena transportasi dari depo Makassar sangat jauh dengan waktu tempuh 5-7 jam lewat darat dan laut.
“Setelah terbangunnya depo ini Kabupaten Kepulauan Selayar diharapkan bosa segera memiliki Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), agar nantinya tidak lagi terjadi kecurangan dalam penjualan bensin. Pasalnya, selama ini bensin yang kerap dijual literan terkadang tidak sesuai takarannya,” kata Syahrir.
Lebih jauh mantan Sekab Jeneponto tersebut menjelaskan, Kabupaten Selayar yang terdiri dari wilayah kepulauan dengan mayoritas warga nelayan terkadang harus menebus bensin seharga Rp 10.000 per liter.
Konsidi tersebut dipengaruhi tidak adanya SPBU pada setiap kecamatan di daerah itu. Apalagi, pasokan BBM ke daerah itu hanya diangkut menggunakan perahu motor dari Kabupaten Bulukumba yang merupakan kabupaten terdekat dengan Pulau Selayar.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar